michi-share ^.^

Wednesday, November 18, 2009

Between -By: Michelle Purwagani-

.

( jangan pernah mempublikasikan atau mengklaim karya-karya saya, tanpa seijin saya)
CP: michie_gan@yahoo.com

 
Pagi itu, seperti biasa, aku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Sekolahku tidak jauh letaknya dari kompleks perumahanku, sekitar 5 menit saja. Di perempatan jalan, sebuah BMW menghentikan langkahku. “Annyong haseo, Soo Jin… Mau bareng nggak..??” tawar si empunya BMW. “Ehm.. Kalo gratis, bolehlah…” candaku pada Sang Ra, teman baikku. “Untuk nona manis, apa siih yang enggak… Hehehehe…” balasnya. “Ayo, buruan naik… tapi, duduk di belakang ya, non…”
Aku menurut saja. Segera membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobilnya. Sesaat aku baru menyadari mengapa Sang Ra menyuruhku duduk di belakang. Tidak lain karena…
“Hei, Je Ae, kenalkan ini temanku si Soo Jin…” ucap Sang Ra pada seseorang yang duduk di sebelahnya. Cowok itu menoleh ke belakang, mengulurkan tangannya. “Chonnun Jung Je Ae im nida..”
“Chonun Kim Soo Jin imnida… nice to know you, Je Ae..” sapaku. “Mulai hari ini, Je Ae akan satu sekolah dengan kita, Jin.. He’s my cousin..” terang Sang Ra. Aku bengong sejenak. Tak percaya kalau Sang Ra, temanku yang berpenampilan minimalis ini bisa mempunyai sepupu sekeren dan se-high-class Je Ae.
Dan tepat seperti dugaanku, seluruh penghuni sekolah sedang membicarakan Jung Je Ae. Cowok berbadan atletis dengan cara jalannya yang cool itu tentunya menyedot perhatian seuruh penghuni sekolah, khususnya kaum Hawa. Aku hanya bisa tersenyum saat mendengar mereka ,teman-teman sekelasku, yang seharian membicarakan Je Ae. Termasuk sahabatku, Ji Ri. “Aaah.. kau beruntung sekali Kim Soo Jin… kau bisa berjabat tangan dan duduk satu mobil dengan Je Ae… Ai, ai, aiiii… Ji Ri mauuu….”
Aku hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala saja.
Kebehohan pun makin berlanjut ketika sepulang sekolah, Sang Ra dan Je Ae sudah berdiri di depan pintu kelas kami. “AAahhhaa…. Je Ae… Je Ae…” Seperti biasa, teman-teman sekelasku yang putri pada berteriak histeris, manggil-manggil nama Je Ae. Karena sepertinya Je Ae agak risih dengan hal itu, ia dan Sang Ra segera menarik kedua tanganku, menyeretku, membawaku pergi ke tempat parkir, yang pasti menjauhi gadis-gadis centil itu. “Aduh, aduh, aduh… Apaan siiih pake nyeret-nyeret segala… Sakit nie tanganku…” gerutuku.
“Aaaah, bawel kau, Jin… udah deh, sekarang ikut kami pulang….” ujar Sang Ra. “Tunggu, tunggu, tunggu….. memangnya aku bilang akan ikut kalian pulang..?? Kapan..? Aduuh, aku terkena amnesia mendadak nii…”
“Hahahahaha….” Je Ae tertawa mendengar ucapanku. “Maafkan cara sepupuku yang kurang sopan ini, nona Kim Soo Jin.. Sebenarnya ia hanya bermaksud ingin mengantarmu pulang…”
“Hmmm…” Aku -sok- berpikir . “Sebenernya… Mmmm… rumahku sii deket sini… paling 5 menit juga udah sampai… tapi… kalau kalian memaksa.. yaa, aku jadi tak enak untuk menolaknya… hahahahaha..”
“Aaahh… dasar kau, Soo Jin…! Udah deh, mending sekarang kita masuk ke mobilku… sebelum gadis-gadis bodoh itu datang mengejar je Ae.”
**********
Keesokkan harinya di sekolah, Je Ae pergi ke kelasku. Sendiri, tanpa Sang Ra. “Oooh, hai, Je Ae… Ada apa nih..?” sapaku. “Kamu suka baca..?”tanyanya. “Ehmm… ya..” aku mengangguk mengiyakan. “Kenapa?”
“Nggak apa-apa siih… Gimana kalo kita pergi ke Perpustakaan..?” Aku terdiam sejenak. Je Ae melanjutkan kata-katanya, seolah agar aku tak salah paham dengannya. “Tadi aku ngajak si bodoh itu.. tapi dia tidak mau…”
“Hahahaha…” aku tertawa. “Ya iya lah.. Sang Ra kan anti banget kalo diajak ke Perpustakaan… Ehm.. ya udah.. kita ke Perpus aja sekarang… Yuuk…”
Dalam perjalanan menuju ke perpustakaan, aku menyadari bahwa semua mata tertuju pada kami. Sepertinya Je Ae yang sadar bahwa aku risih berjalan dengannya (karena dilihat banyak orang dengan tatapan aneh) , segera memulai pembicaraan denganku untuk mencairkan suasana. “Kamu berapa bersaudara, Jin..?
“Mmm.. 2… aku dan kakak perempuanku… kalau kamu?”
“Kalau aku sih anak tunggal… Hehehe… waaah, enak dong ya, punya kakak…?” Aku menggeleng. “Nggak juga sih…”
“Loh? Kenapa? Memangnya kamu nggak akrab ya sama kakakmu..?” tanya Je Ae.
“Bukan begitu… aku hanya merasa kakakku, Hyun Mi, terlalu sibuk dengan pekerjaanya…” jelasku. “Hyun Mi..? Maksudmu… kau adik dari Kim Hyun Mi, model cantik yang tahun lalu menjadi Finalis Miss Earth..?”
Aku mengangguk.
“Yup.. Dia kakakku…” aku menjawab singkat dan menoleh ke arahnya. Je Ae tampak bersinar mendengar jawabku. “Wah, senang sekali bisa mengenal adik dari Hyun Mi…” ujarnya. Dan seolah bisa membaca pikirannya, akupun segera berkata, “Kalau kau ingin berkenalan dengan kakakku, main saja ke rumahku… Tapi… aku nggak janji loooh kalau dia selalu ada di rumah…” Je Ae hanya tersenyum kecil. Entah apa makna dari senyumnya. Ia tidak mengomentari perkataanku tadi.
**********
“Sore, Soo Jin…”
“Eeeh… eehhh… Je Ae… kau..? Eeeeh… ada apa ya..?” aku bingung dan kaget melihat siapa tamuku.
“Yaa… aku mau main aja… Kan kamarin lusa kamu bilang, aku boleh main ke rumah kamu..”
“Ooohh… jadiii.. kamu mau bertemu dengan kak Hyun Mi..? Ehmm.. how unlucky are you… She’s went out with her friends… sorry…”
“Loh… memangnya aku bilang kalau aku ke sini untuk bertemu dengan Kim Hyun Mi…??”
Aku mengangkat bahu, “entahlah… may be…”
Jung Je Ae mentertawaiku, “dasar…. aku ke sini karena aku bosan di rumah Sang Ra… yaaa… dia hanya interest pada game online hingga aku dicuekkin…”
“OOoohhh….”
“By the way, kolam ikan di rumahmu bersih nggak airnya…?” tanya Je Ae sambil memandang kolam ikan di halaman rumahku. “Hah…? Kenapa emangnya…?” aku bingung. “Nggak, siih… kalo bersih, aku mau minum airnya… Cause, I’m so thirsty niih..”
“Oh, my GOD… ya ampuun… maaf, maaf… aduuh…. Aku jadi lupa menyuruhmu masuk dan menyediakanmu minum…”
“Hahahaha… sudahlah… aku hanya bercanda… ehm… gimana kalau kita pergi cari makan di Perkampungan Korea…?”
“hahahaha… Oke…”
**********

“Wah, gamsha hamnida, Jung Je Ae… thanks udah ditraktir niih…” ucapku di depan rumah, ketika Je Ae mengantarku pulang dari Perkampungan Korea.
“Kim Soo Jin……!” suara dari dalam rumah memanggilku. Suara itu semakin terdengar jelas. Dan itu adalah suara Hyun Mi. “Kim Soo Jin…. Dari mana kau….?” tanya Kim Hyun Mi, kakakku. “Ehm… aku pergi cari makan bersama temanku, Je Ae…” jawabku. Hyun Mi menatap ke arah je Ae. “Oh iya… Ini Jung Je Ae, teman sekolahku… Ia sepupu dari Park Sang Ra, temanku itu, Kak…”
“Chonun Je Ae imnida… Annyong haseo, Kim Hyun Mi..” ujar Je Ae. Hyun MI tersenyum. “Bagaimana kau tahu namaku…?”
“Siapa pria yang tak mengenal anda, nona Kim Hyun Mi… Senang bisa berkenalan dengan anda..” ucap Je Ae, sambil membungkukkan badan, bak kesatria yang bertemu dengan sang putri. “Ehm, baiklah… sepertinya aku sudah harus pulang. Selamat malam, Soo Jin dan Kak Hyun Mi…” Je Ae pun berpamitan dan lantas pergi.
“Hhhhhhhhhhhhhh……” aku menghela napas, sambil berucap setengah suara, “yaa… bertambah lagi deh fans kakak… Selamet deh…” aku segera beranjak masuk.
“Soo Jin… Kau…”


Emo Myspace Comments

Selalu saja seperti ini. Aku sebal terlahir sebagai adik kak Hyun Mi. Aku merasa semua cowok yang dekat denganku tak pernah tulus mendekatiku, Yaa... aku hanyalah pengantara saja agar mereka bisa dekat dengan kak Hyun Mi. Semua sayang Hyun Mi. Ia cantik, ia berbakat. Sungguh berbeda aku dengan dirinya.
**********

Keesokan harinya, aku mulai menjaga jarak dengan Je Ae. Dan kurasa ia pun menyadarinya. Karena pada malam harinya ia mengirimiki sebuah pesan singkat. Aku ingin membalasnya, tapi sengaja kutahan diriku untuk tak membalas pesan itu. Aku ingin menjauhimu Je Ae, sebelum aku benar-benar suka padamu.

Hari berikutnya di sekolah, aku tak sengaja mendengar percakapan Hye Koo dan teman-temannya.
"Gila aja sih, Je Ae. Lihat nih di tabloid... Ia ke-gap wartawan lagi nongkrong di cafe bersama Hyun Mi... Ckckckck.... darimana mereka kenalnya ya?"
"Ah, pastilah dari si gadis bodoh itu... si Soo Jin..."
"Oooh, yeah... That's right... Awalnya gue pikir si cakep Je Ae suka sama si Soo Jin, eeh ternyata dia cuman dijadikan batu loncatan ya..."
"Hahahahaha...."

Aku nggak tahan mendengar percakapan itu. Aku pun berlari menuju tempat biasa aku emnangis di sekolah ini. Tapi sial... ah... di tengah jalan aku malah menabrak seseorang. Dan ia adalah Jung Je Ae.
"Kim Soo Jin, kamu nggak apa-apa?" tanya Je Ae. "Maaf ya, Soo Jin, aku tak sengaja menabrakmu..."
"Nggak apa." Hanya itu kata yang terucap dari bibirku. Aku tak melihat matanya, aku memalingkan muka, kemudian berlari lagi. Berlalu darinya.
**********

Siang itu, sepulang sekolah, aku merenung di kamar. Aku masih menangis sedih.
Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarku. Kuusap air mataku dan bertanya, "Siapa?"
"it's me... Soo Jin, bisa kita bicara sebentar..?"
Ah, itu suara Kak Hyun Mi. "Soo Jin...." Dia memanggilku sekali lagi. "Buka pintunya dong, kakak mau curhat nih.."
Errrggh... Dia pasti akan bercerita kalu dia sudah jadian dengan Jung Je Ae. Hhh.... aku sungguh bimbang. Ingin sekali aku berteriak, aku maha pada mereka berdua.  Walaupun tak seharusnya aku marah, toh aku juga yang salah karena ke-Ge-Er-an, menyangka bahwa cowok se-perfect Je Ae itu menyukaiku.
"Jin... kamu lagi ngapain, sih? Kakak ganggu nggak?"
Segera kujawab, "Nggak ngapa-ngapain, kak... Ya udah, bentar, Soo Jin bukain pintu.."

Aku membukakan pintu. Kak Hyun Mi langsung memelukku. "Kakak senang sekaliiii...." katanya, girang. "Kau tahu kenapa?"
Aku hanya menggeleng pelan.
"Gini ceritanya... Kakak baru saja jadian..."
"Huh... dengan Je Ae kan?" selaku.
Hyun Mi kaget. "Loh? Kok Je Ae siih...? Nggak ada hubungannya sama Jung Je Ae, dengar itu Kim Soo Jin..." jawabnya singkat.
"Lantas?"
"Kakak tuh baru jadian dengan Song Hee... yang pernah main ke rumah kita itu loh... Masa kamu lupa, sih?'
Aku kaget. "Loh, bukannya kakak jadian sama Je Ae, ya? Mm... tadi aku lihat di tabloid... katanya kemarin kakak dan Je Ae..........."
"Jalan bareng maksudmu? Nongkrong di Cafe?"
Aku mengangguk, mengiyakan.
"Hahahahahahaha..." Hyun Mi tertawa keras di depanku. Kemudian mengacak-acak rambutku. "Dasar bodoh..." katanya sambil tersenyum. "Kakak waktu itu tak sengaja bertemu dengannya di Mall... Lalu dia berkata ingin minta pendapat kakak mengenai seorang gadis.. Ya udah, kakak dan Je Ae pun pergi cafe, kita ngobrol tentang gadis itu di sana..."

"Seorang gadis...? Jadi Je Ae sudah punya pacar, ya, Kak..?" tanyaku dengan suara lirih.
"Kalo iya kenapa? Kalo belum kenapa?" Hyun Mi balik nanya.
"Just asking....." ujarku dengan tatapan kosong.
"Kalau kamu memang suka, kenapa nggak bilang?"
Aku kaget mendengar perkataan kak Hyun Mi.
"Waktu di cafe, Je Ae bilang, 3 hari lagi, ia akan menyatakan perasaannya pada seorang gadis yang sangat disukainya. Ia akan mengungkapkan perasaannya tepat di hari ulang tahun gadi itu....." jelas kak Hyun Mi. "Oh, ya, kakak, pergi dulu ya... ada janji dengan Song Hee..." Kak Hyun Mi mengumbar senyumnya lebar, kemudian berlalu dariku. Aku masih bengong.
"3 hari lagi? Ulang tahun seorang gadis?" aku bertanya-tanya. Aku masuk ke kamar lagi, duduk di meja belajarku.

Sesaat kemudian, ada pesan singkat yang masuk ke ponselku.
dari Je Ae....


Kim Soo Jin, aku tak tahu ada apa denganmu 2 hari ini, kau tampak berbdeda... Apa kau menjauhiku? Entahlah... Tapi, aku berharap, Hari Jumat, 3 hari lagi, kita bisa pergi bersama tidak? Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu.... Penting... :)

Hari Kamis, 3 hari lagi?
Aku melihat kalender yang ada di depanku.


"Oh, my God.... It's my birthday...."



- TAMAT -
( jangan pernah mempublikasikan atau mengklaim karya-karya saya, tanpa seijin saya)
CP: michie_gan@yahoo.com 

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment

 

Princess MiChie

Photobucket

About Me

My photo
- Sanguin (but sometimes so Melancholic...) - I love writing...

Followers

Thanks 4 visiting...